Wednesday, August 29, 2012

Hell Girl - Enma Ai's Profile




Name: Enma Ai/Jigoku Shoujo [閻魔 あい]
Alias: Girl from Hell
Race: Humanoid
Gender: Female
Age: About 400 years old (appears 10-12 years old)
Hair: Black
Eyes: Red (originally brown)
Status: Hell Girl
Quotes: "Oh, pitiful shadow, lost in the darkness,
Bringing torment and pain to others,
Oh, damned soul, wallowing in your sin,
Perhaps, it's time to die..."

Character Description:
Ai Emma was originally a human girl that had became a ritual harvest sacrifice for her village over 400 years ago. As per tradition, she was to have been left out to die from exposure and starvation. However, her cousin and only friend Sentaro Shibata tried to save her. But just as the two were reunited, the villagers discovered the two. This time, it was decided that Ai was to be buried alive – with Sentaro forced to shovel earth on top of her! But not long after that, Ai broke out of her grave and destroyed the village, burning it to the ground.
It was the decision of the God of Hell, who took the form of a spider, had decided that Ai should atone for her deed. She was forced to numb her emotions and become an observer – or otherwise the souls of the ones she loved would be forced to wander in Hell forever.
As the Hell Girl, Ai lives in a world of eternal sunset, her only company is her unseen grandmother, and her assistants Wanyūdō, Ren Ichimoku, andHone-Onna, all in their forms of straw dolls. Her access to the living world is an old Macintosh computer, where she operates her web site, 'Hell Correspondence', which can only be accessed after midnight.
As soon as someone with a grudge petitions her – and she feels their grudge is legitimate – Ai would appear to them and give them a straw doll with a scarlet thread tied around the neck. Usually, this doll would be Wanyūdō, who is the back doll, but sometimes it would be Ren, the blue doll, or Onna, the red doll. With it, Ai would tell the petitioner that, if they truly wish vengeance against their foe, to pull the string off the doll, which would bind them to a contract with Ai, and she and her associates would ferry that soul to Hell. But she also makes it clear that, should the petitioner wishes vengeance, that they too would be ferried to Hell following their deaths – the sign of the contract a black flame mark on their chests.

The house that Enma and her unseen grandmother live





FYI!!!

For your information, we have 3 admins here; Fungbertus, Madeleina, and Septrani. We will post new posts every week - any post. We are here to complete our school's project but I find it's kinda exciting to write my thoughts in this blog, so I want to continue working on this thing. Thank you for visiting us and I hope what we post can be a positive effect to all of you. 

FOLLOW ME! [Septrani]

Facebook: http://www.facebook.com/lady.rock.n.roll
Page: http://www.facebook.com/specialgirl.septranilim
Twitter: http://twitter.com/SeptraniLim
Youtube: septrani960919
Email: pmaknae@yahoo.com

Visit my online shop at Facebook: http://www.facebook.com/pinky.os
What do we provide here?
- Imported Accessories
- Imported & Local Fashion Clothes
- Chlorophyll Mint Powder
- Characters (Domo-kun, Hello Kitty, Doraemon, Stitch, Spongebob, Rilakkuma, Etc.) Collection
- Dolls
- Original Crocs from size 36 to 40

Contact Person: +6287818216630
BBM PIN: 271F3C04


SNSD Black Pearl Yuri's Picture Compilation







Saturday, August 25, 2012

SEJARAH DAN ASAL USUL KOTA PONTIANAK

Kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat di Indonesia. Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang dilalui garis lintang nol derajat bumi. Selain itu, Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia dan Sungai Landak. Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang membelah kota disimbolkan di dalam logo Kota Pontianak.

Tugu Khatulistiwa di Kota Pontianak
ASAL NAMA
Nama Pontianak yang berasal dari Bahasa Melayu ini dipercaya ada kaitannya dengan kisah Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika beliau menyusuri Sungai Kapuas. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan di mana meriam itu jatuh, maka di sanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh di dekat persimpang Sungai Kapuas dan Sungai Landak, yang kini dikenal dengan nama Kampung Beting.

SEJARAH

Masa Pendirian
Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Pada tahun 1778 (1192 H), Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Masjid Jami' (kini bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) dan Istana Kadariah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur.

Sejarah Pendirian Menurut VJ. Verth
Sejarah pendirian kota Pontianak yang dituliskan oleh seorang sejarawan Belanda, VJ. Verth dalam bukunya Borneos Wester Afdeling, yang isinya sedikit berbeda dari versi cerita yang beredar di kalangan masyarakat saat ini. Menurutnya, Belanda mulai masuk ke Pontianak tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi) dari Batavia. Verth menulis bahwa Syarif Abdurrahman, putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie (atau dalam versi lain disebut sebagai Al Habib Husin), meninggalkan Kerajaan Mempawah dan mulai merantau. Di wilayah Banjarmasin, ia menikah dengan adik sultan. Ia berhasil dalam perniagaan dan mengumpulkan cukup modal untuk mempersenjatai kapal pencalang dan perahu lancangnya, kemudian ia mulai melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Dengan bantuan Sultan Pasir, Syarif Abdurrahman kemudian berhasil membajak kapal Belanda di dekat Bangka, juga kapal Inggris dan Perancis di Pelabuhan Passir. Abdurrahman menjadi seorang kaya dan kemudian mencoba mendirikan pemukiman di sebuah pulau di Sungai Kapuas. Ia menemukan percabangan Sungai Landak dan kemudian mengembangkan daerah itu menjadi pusat perdagangan yang makmur. Wilayah inilah yang kini bernama Pontianak.

Kolonialisme Belanda dan Jepang
Pada tahun 1778, kolonialis Belanda dari Batavia memasuki Pontianak dengan dipimpin oleh Willem Ardinpola. Belanda saat itu menempati daerah di seberang istana kesultanan yang kini dikenal dengan daerah Tanah Seribu atau Verkendepaal. Pada tanggal 5 Juli 1779, Belanda membuat perjanjian dengan Sultan mengenai penduduk Tanah Seribu agar dapat dijadikan daerah kegiatan bangsa Belanda yang kemudian menjadi kedudukan pemerintahan Resident het Hoofd Westeraffieling van Borneo (Kepala Daerah Keresidenan Borneo Barat) dan Asistent Resident het Hoofd der Affleeling van Pontianak (Asisten Residen Kepala Daerah Kabupaten Pontianak). Area ini selanjutnya menjadi Controleur het Hoofd Onderafdeeling van Pontianak atau Hoofd Plaatselijk Bestuur van Pontianak. Assistent Resident het Hoofd der Afdeeling van Pontianak (semacam Bupati Pontianak) mendirikan Plaatselijk Fonds. Badan ini mengelola eigendom atau kekayaan Pemerintah dan mengurus dana pajak. Plaatselijk Fonds kemudian berganti nama menjadi Shintjo pada masa kependudukan Jepang di Pontianak.

Masa Stadsgemeente
Berdasarkan besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 14 Agustus 1946 No. 24/1/1940 PK yang disahkan menetapkan status Pontianak sebagai stadsgemeente. R. Soepardan ditunjuk menjadi syahkota atau pemimpin kota saat itu. Jabatan Soepardan berakhir pada awal tahun 1948 dan kemudian digantikan oleh Ads. Hidayat. Kemudian, pusat PPD ini dipindahkan ke Pontianak yang awalnya berasal dari Sanggau pada 1 November 1945 dan menjadi suatu wadah kebangkitan Dayak pada 3 November 1945, sekitar 74 hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Masa Pemerintahan Kota
Pembentukan stadsgerneente bersifat sementara, maka Besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak diubah dan digantikan dengan Undang-undang Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 16 September 1949 No. 40/1949/KP. Dalam undang-undang ini disebut Peraturan Pemerintah Pontianak dan membentuk Pemerintah kota Pontianak, sedangkan perwakilan rakyat disebut Dewan Perwakilan Penduduk Kota Pontianak. Walikota pertama ditetapkan oleh Pemerintah Kerajaan Pontianak adalah Rohana Muthalib.

Masa Kota Praja
Sesuai dengan perkembangan tata pemerintahan, maka dengan Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953, bentuk Pemerintahan Landschap Gemeente, ditingkatkan menjadi kota praja Pontianak. Pada masa ini urusan pemerintahan terdiri dari Urusan Pemerintahan Umum dan Urusan Pemerintahan Daerah.

Masa Kotamadya dan Kota
Pemerintah Kota Praja Pontianak diubah dengan berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1957, Penetapan Presiden No.6 Tahun 1959 dan Penetapan Presiden No.5 Tahun 1960, Instruksi Menteri Dalam Negeri No.9 Tahun 1964 dan Undang-undang No. 18 Tahun 1965, maka berdasarkan Surat Keputusan DPRD-GR Kota Praja Pontianak No. 021/KPTS/DPRD-GR/65 tanggal 31 Desember 1965, nama Kota Praja Pontianak diganti menjadi Kotamadya Pontianak, kemudian dengan Undang-undang No.5 Tahun 1974, nama Kotamadya Pontianak berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak. Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah di Daerah mengubah sebutan untuk Pemerintah Tingkat II Pontianak menjadi sebutan Pemerintah Kota Pontianak, sebutan Kotamadya Potianak diubah kemudian menjadi Kota Pontianak.

KEPENDUDUKAN

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, penduduk Kota Pontianak berjumlah 554.764 jiwa, terdiri dari 277.971 (50,1%) laki-laki dan 276.793 (49,9%) perempuan. Suku bangsa penduduk Kota Pontianak terdiri dari Cina (31,2%), Melayu (26,1%), Bugis (13,1%), Jawa (11,7%), Madura (6,4%), Dayak, dan lainnya. Sebagian besar penduduk memeluk agama Islam (75,4%), sisanya memeluk agama Buddha (12%), Katolik (6,1%), Protestan (5%), Konghucu (1,3%), Hindu (0,1%), dan lainnya (0,1%). Hampir seluruh penduduk Kota Pontianak memahami dan menggunakan Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Namun bahasa ibu masing-masing juga umum digunakan, antara lain Bahasa Melayu Pontianak, Bahasa Tiociu, Bahasa Khek, dan bahasa daerah lainnya.

EKONOMI 
Sebagian besar perekonomian kota Pontianak bertumpu pada industri, pertanian, dan perdagangan.

Perindustrian
Jumlah perusahaan industri besar dan sedang di Kota Pontianak yang telah terdata selama tahun 2005 adalah 34 perusahaan. Tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan industri tersebut berjumlah 3.300 orang yang terdiri dari pekerja produksi 2.700 orang dan pekerja lainnya atau administrasi 600 orang. Perusahaan industri besar atau sedang yang terletak di Kecamatan Pontianak Utara menyerap tenaga kerja terbesar, yaitu 2.952 orang. Nilai keluaran yang dihasilkan dari perusahaan industri besar atau sedang adalah sebesar 1,51 triliun rupiah, dimana perusahaan industri besar atau sedang yang berada di Kecamatan Pontianak Utara yang didominasi oleh perusahaan industri karet, sedangkan nilai keluaran yang terkecil berasal dari perusahaan yang terdapat di Kecamatan Pontianak Kota, senilai 2,85 milyar Rupiah. Untuk Nilai Tambah Bruto (NTB) yang diperoleh dari seluruh perusahaan industri besar /sedang di Kota Pontianak selama tahun 2005 adalah sebesar 217,57 milyar Rupiah dan pajak tak langsung yang diperoleh adalah sebesar 462,78 juta Rupiah, sedangkan NTB atas Biaya Faktor yang diperoleh adalah sebesar 217,10 milyar Rupiah. Jumlah unit usaha industri, tenaga kerja, besarnya nilai investasi dan nilai penjualan dari sentra industri kecil jenis Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) terlihat bahwa sentra industri kecil jenis IHPK terbanyak adalah usaha industri makanan ringan yang terpusat di Kelurahan Sungai Bangkong dengan tenaga kerja yang diserap sebanyak 329 orang, nilai investasinya mencapai 249,50 juta rupiah dan nilai penjualannya sebesar 780,50 juta rupiah. Sedangkan industri anyaman keladi air pada tahun 2005 ini hanya memiliki 16 unit usaha dengan nilai investasi 17,5 juta Rupiah dan nilai penjualan 110 juta Rupiah yang terletak di Tanjung Hulu, Pontianak Timur.

Pertanian
Tanaman lidah buaya yang kini gencar diproduksi di Kota Pontianak
Pada tahun 2006, jenis tanaman pangan yang hasilnya paling besar adalah ubi kayu, padi, ubi rambat. Penduduk juga bertani sayuran dan lidah buaya. Tanaman buah-buahan yang banyak ada di Kota Pontianak adalah nangka, pisang, serta nanas. Perternakan di kota Pontianak terdiri dari sapi (potong dan perah), kambing, babi, dan ayam (ras dan buras).

Perdagangan
Matahari Mal, mal pertama di Kota Pontianak
Perdagangan merupakan salah satu usaha yang berkembang pesat di Kota Pontianak. Perdagangan modern mulai berkembang pada tahun 2001 dengan berdirinya Mal Matahari Pontianak di Pontianak Kota. Pusat perbelanjaan modern mulai dibangun di berbagai sudut kota, seperti Mal Pontianak dan Ayani Mega Mall Pontianak (Pontianak Selatan). Berbagai perusahaan retail nasional mulai mendirikan usahanya di Pontianak.

Friday, August 24, 2012

MEMPERCANTIK DIRI DENGAN TANAMAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA)

Lidah buaya (Aloe vera; Latin: Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal ribuan tahun yang lalu dan digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan sebagai perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di kawasan kering di benua Afrika. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan lidah buaya berkembang menjadi bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan.

Secara umum, lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri. Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Tanaman Lidah Buaya
Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), lidah buaya berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel. Disamping menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung penyakit kanker, penderita HIV/AIDS.

Semenjak zaman-zaman kerajaan tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) telah banyak digunakan untuk bidang kesehatan dan perawatan kecantikan. Beberapa manfaat penggunaan lidah buaya, yaitu untuk mencegah serangan jantung, mengatasi jerawat, dan menghitamkan rambut. Lidah buaya memiliki daun yang bergerigi pada tepinya. Baik daging dan daunnya dapat dimanfaatkan. Tanaman ini mengandung berbagai macam senyawa yang sangat bermanfaat untuk perawatan kecantikan terutama bagi wanita.

Beberapa diantaranya yaitu :
• Lignin, bermanfaat untuk menjaga kelembutan kulit danmenjaga kulit agar lebih cantik.
• Glikoprotein, berperan dalam menghasilkan rambut yang lembut dan indah.
• Antrakuinon dan Asam amino yang bermanfaat dalam regenerasi sel kulit.

Perawatan rambut menggunakan lidah buaya
Resepnya cukup mudah.Terlebih dahulu siapkan 2 pelepah lidah buaya yang telah dicuci bersih. Kupas kulitnya lalu isi atau dagingnya digosok-gosokkan ke kulit kepala. Setelah proses tersebut selesai kemudian lanjutkan dengan membungkus kepala menggunakan handuk atau kain agar ramuan dapat meresap ke kulit kepala dengan baik. Setelah di diamkan selama semalaman kemudian bilas hingga bersih. Lakukan secara rutin tiap harinya selama kurang lebih 3 bulan.

Perawatan kulit menggunakan lidah buaya
Untuk perawatan kulit, lidah buaya dibuat berbentuk jus. Cara membuatnya sangat mudah, siapkan sekitar 3 ons daging lidah buaya kemudian blender hingga halus. Tambahkan air secukupnya dan gula sesuai selera untuk mengurangi rasa pekat dari lidah buaya. Tanaman lidah buaya sudah sejak dahulu dimanfaatkan oleh ratu-ratu kerajaan demi merawat kecantikannya. Zat antioksidan dalam tanaman ini berfungsi untuk mencegah penuaan dini, serangan jantung, dan beberapa penyakit degeneratif. Selain itu, lidah buaya juga berkhasiat untuk menyuburkan dan menghitamkan rambut, sebagai pembersih muka, mengatasi jerawat, mengatasi flek hitam, mengatasi ambeien, rematik, diabetes, dan lain-lain. Wah ternyata lidah buaya banyak juga manfaatnya ya . . . !

Berikut tahap-tahap dalam membuat minuman anti jerawat dari Lidah Buaya.
• Pertama-tama siapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan, yaitu daun lidah buaya yang telah dibersihkan (daunnya tebal, berwarna hijau tua, bagian tepi daun berduri lunak dan pucat ), jeruk nipis, garam dapur, dan gula pasir. Pilih daun yang cukup umur dan tebal.
• Kedua, kupas kulit daun hijaunya sehingga daging buahnya kelihatan lalu potong-potong kecil berbentuk dadu. Selanjutnya hilangkan lendirnya dengan membilasnya memakai air bersih.
• Ketiga, masukkan potongan-potongan dadu daging lidah buaya ke dalam air mendidih lalu diamkan selama 10 menit. Kemudian rendamkan ke dalam satu liter air masak dan tambahkan satu sendok makan perasan jeruk nipis.
• Keempat, bilas potongan daging daun lidah buaya tadi dengan air masak, lalu tambahkan larutan gula sesuai selera kemudian simpan selama 2-3 jam di dalam kulkas. Minuman lidah buaya siap untuk dinikmati, lebih nikmat bila disajikan dalam keadaan dingin.